PERESMIAN SEKRETARIAT PGRI KECAMATAN KURIPAN
Tanpa GTT dan PTT Kabupaten Probolinggo bisa lumpuh, hal ini disampaikan oleh Ketua PGRI Kab. Probolinggo Bp. H. ASIM, M.Pd pada acara peresmian sekretarian PGRI Cabang Kuripan
Reporter : Syamsul Akbar
PROBOLINGGO – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Probolinggo akhirnya mempunyai nahkoda baru. Hal ini setelah H. Asim mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan pengurus baru pada Konferensi Kabupaten (Konkab) PGRI Kabupaten Probolinggo yang digelar di Gedung Joyolelono Kabupaten Probolinggo, Jum’at hingga Sabtu (5-6/11/2021) malam.
Dalam pemilihan ketua ini, H. Asim yang pada periode sebelumnya menjabat sebagai Bendahara ini berhasil memperoleh 380 suara. Sementara kandidat lain Purnomo yang merupakan incumbent hanya memperoleh 308 suara. Dengan demikian H. Asim akan memimpin PGRI Kabupaten Probolinggo untuk periode 2020-2025.
Selain pemilihan ketua, Konkab juga melakukan pemilihan 2 (dua) wakil ketua dan sekretaris. Dalam pemilihan wakil ketua, terpilih Sutono dengan perolehan 328 suara dan Slamet Riyadi dengan perolehan 315 suara. Sementara untuk posisi sekretaris terpilih Arif Hermawan dengan perolehan 334 suara.
Setelah terpilih ketua, wakil ketua dan sekretaris, keempatnya bersama ketua lama dan pengurus PGRI Provinsi Jawa Timur membentuk formatur untuk memilih formasi kepengurusan untuk periode 2020-2025.
Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo H. Asim menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam mensukseskan Konferensi Kabupaten (Konkab) PGRI Kabupaten Probolinggo periode 2015-2020.
“Konkab tahun ini sebagai kado terindah dalam HUT PGRI tahun ini yang dapat kita laksanakan secara tertib dan demokratis sesuai dengan AD/ART sekalipun dalam kondisi pandemi. Mohon doa dan dukungannya semoga kedepan kami dapat mengemban amanah anggora PGRI dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Untuk progran terdekat jelas Asim, dengan terbentuknya kepengurusan baru akan segera konsolidasi organisasi, baik internal kepengurusan maupun secara eksternal. “Mendorong semua Pengurus Cabang untuk segera melakukan konferensi maksimal 6 bulan pasca Konkab ini sudah harus tuntas se-Kabupaten Probolinggo yang merupakan amanat dari AD/ART PGRI,” pungkasnya. (wan)
CALON GURU PENGGERAK KABUPATEN PROBOLINGGO
MENGIKUTI LOKAKARYA 3
PROBOLINGGO_Lokakarya 3 Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4 Kabupaten Probolinggo, 12-14 Maret 2022- Seluruh Calon Guru Penggerak (CGP) dan Pengajar Praktik (PP) dari Kabupaten Probolinggo mengikuti dan melaksanakan kegiatan lokakarya 3 dengan tema “Visi, Misi dan Program Sekolah berdampak kepada murid dan rencana aksi jangka pendek”. Kegiatan secara bergantian dalam tiga hari. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua tempat yaitu di Bale Hinggil Jl. Dr. Sutomo no.48-50 Probolinggo dan Bromo View Jl. Raya Bromo KM. 05 Probolinggo. Peserta terbagi 13 kelas dengan kode kelas Probololinggo 1,2,3 ...sampai dengan 13. Masing-masing kelas didampingi 2 PP.
Pada loka 3 ini beda dengan loka sebelumnya karena hadir juga Kepala Sekolah dari CGP dan juga 2 Pengawas di masing-masing kelas. Diskusi yang menarik terjadi karena masing-maing kelompok yang terdiri CGP, KS dan Pengawas membahas visi dan misi serta program sekolah yang berpihak pada murid atau siswa. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara bergantian oleh masing-masing kelas.
Pada hari pertama yang dimulai pada kelas Probolinggo 1 dan 2 di Bromo View dan Probolinggo 9 dan 10 di Bale Hinggil. Untuk kelas 1 dan 2 dibuka oleh Panitia P4TK Bapak Erwan Yuniadi, juga dihadiri pihak dinas pendidikan Kab.Probolinggo Ibu Fitri dan dari cabang dinas pendidikan wilayah Probolinggo, Bapak Selamet.
Pada masing-masing kelas materi pembahasan dimulai dengan sebuah pertanyaan atau buat pertanyaan apa keinginan besar yang merupakan keinginan bersama warga sekolah yang dapat didukung dengan segala daya potensi yang dapat digali demi kemajuan sekolah. Uraian dimulai dari pengalaman masing-masing CGP yang didampingi KS masing-masing. Selanjutnya pembahasan materi BAGJA yang merupakan Inquiri Apresiatif. BAGJA (bahasa Sunda artinya bahagia) sebagai model manajemen perubahan dengan pendekatan inkuiri apresiatif, paradikma berbasis kekuatan model kolaboratif tersebut diuraikan sebagai 5 tahapan yaitu Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur strategi.
Pada lokakarya 3 ini bertujuan, antara lain; 1) Peserta saling berbagi dan mampu menganalisis hasil pembelajaran dan harapan warga sekolah terhadap pembelajaran yang berdampak kepada murid 2). Peserta mampu merumuskan dokumen awal visi, misi dan program sekolah yang berdampak kepada murid 3). Peserta mampu menyepakati rencana aksi janji jangka pendek untuk dilaksanakan di sekolah.
Produk yang dihasilkan adalah dokumen awal dari visi, misi dan program sekolah berdampak kepada murid dan dokumen rencana aksi jangka pendek oleh Calon Guru Penggerak dan Kepala Sekolah.
Agenda loka 3 tersusun atas ; Pembukan dan kesepakatan belajar. Ambil pelajaran dan gali mimpi. Visi, misi, dan program sekolah berpihak kepada murid. Menyepakati aksi jangka pendek dan Penutup serta tindak lanjut.
Untuk memberikan peluang program sekolah dapat berjalan dengan baik memperhatikan prinsip SMART yaitu; Specific (jelas). Kegiatan/aksi yang dilakukan perlu jelas “apa dan bagaimana hal tersebut dilakukan”. Jika melibatkan banyak orang, maka penafsiran aktivitas sama bagi siapapun. Mesurable (dapat diukur) Semua yang terlibat paham bahwa tujuan telah tercapai atau tidak. Jelas kuantitas, kualitas, frekuensi, waktu, dan lainnya. Achievable (dapat dicapai). Apakah realistis dilakukan?. Apakah orang-orang yang berkomitmen memiliki pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan untuk melaksanakan target yang dicapai? Relevant (tujuan untuk murid). Apakah komitmen janji yang akan dilaksanakan sesuai dengan visi besar yang dirumuskan yakni sekolah yang berpihak kepada murid. Time Oriented (target waktu). Masing-masing pihak yang berkomitmen memiliki target waktu penyelesaian yang jelas.
Kegiatan sangat menarik selain diskusi antar CGP, KS juga Pengawas membuka cakrawala manajemen untuk menyusun program sekolah termasuk program rencana tindak lanjut CGP 1 bulan berikutnya. Kegiatan loka juga diselingi ice breaking dari berbagai video menarik yang menggugah bagaimana potensi kolaborasi yang bisa memecahkan berbagai permasalahan dan tentunya praktik baik demi kemajuan sekolah yang berpihah pada siswa dan murid. Di akhir sesi penutupan refleksi selalu dimunculkan. Salah satu pengawas dari kelas Probolinggo 2 saat penutupan berkomentar unik, “saya dulu paling suka lagu ini… tetapi sekarang saya tidak lagi, lagu itu adalah (sambil melantunkan lagu dari artis penyanyi Dian Pisesha) …” Aku masih seperti yang dulu”…. Dan maksud Bapak Pengawas sekolah tersebut adalah kita tidak tetap seperti dulu lagi, kita harus bergerak maju. Loka karya ini luar biasa banyak memberikan cakrawala, pengetahuan dan aksi nyata berkarya untuk memajukan pendidikan Indonesia. Terus… maju bergerak. Mulai dari diri… sampai aksi nyata untuk negeri. (reported by: Cak_Nan)
CALON GURU PENGGERAK KABUPATEN PROBOLINGGO
MENGIKUTI LOKAKARYA 4
Lokakarya 4 Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4 Kabupaten Probolinggo, 16-17 April 2022- Seluruh Calon Guru Penggerak (CGP) dan Praktik (PP) dari Kabupaten Probolinggo mengikuti dan melaksanakan kegiatan lokakarya 4 dengan tema “Guru yang Berpihak Pada Murid”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua tempat yaitu di Bale Hinggil Jl. Dr. Sutomo no.48-50 Probolinggo dan Bromo View Jl. Raya Bromo KM. 05 Probolinggo. Peserta terbagi 9 kelas dengan kode kelas Probololinggo 1,2,3 ...sampai dengan 9. Masing-masing kelas didampingi 3 PP.
Pada loka 4 untuk yang di Bale Hinggil 16-4-2022 dibuka pada pukul 08.00 WIB oleh Penanggung Jawab Kegiatan dari P4TK yaitu Ibu Fariziah Choirunisah, S.Pd, M.Acc. Pada sambutannya menyampaikan: ”Loka karya hari ini dengan agenda; Refleksi Komitmen, pemetaan diri dalam pengajaran, praktek coaching dan penyusunan RPP berpihak pada murid untuk dilaksanakan sebaik-baiknya.”
Pada masing-masing kelas materi pembahasan dimulai kesepakan pada giat loka dan dilanjutkan dengan sebuah refleksi diri yaitu calon guru penggerak dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan dan strategi perbaikan diri dalam pengajaran yang berpihak pada murid. Jadi selama 4 bulan apa saja yang sudah dilakukan, praktik baik apa saja dengan potensi yang dimiliki, tantangan apa saja yang dihadapi dan solusi atau strategi untuk menyelesaikan permasalahan. Selanjutnya calon guru penggerak dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam melakukan coaching. Serta calon guru penggerak dapat menyusun RPP yang mengutamakan diferensiasi murid.
Sebelum masuk sesi couching calon guru penggerak mampu melakukan penyadaran napas sebagai bentuk penghargaan pada diri sendiri yaitu metode STOP. Sebuah metode jeda untuk mengumpulkan energi dan menyegarkan kembali pikiran dari berbagai aktifitas yang mungkin melelahkan sehingga menjadi segar dan berenergi kembali dengan indikator semangat dan berkomitmen. Metode ini merupakan penyadaran napas sebagai bentuk penghargaan pada diri sendiri.
Pada sesi diskusi praktik couching peserta lokakarya 4 sebelumnya CGP disegerkan kembali tentang materi couching dengan metode TIRTA (bahasa sunda artinya bahagia). Sedang alur metode TIRTA adalah; menyampaikan Tujuan coaching tentang menggali potensi dan strategi pengembangan diri coachee. Identifikasi pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik yang mengarah pada identifikasi potensi coachee. Rencana aksi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai rencana aksi coachee dalam menyelesaikan permasalahannya. Tanggung jawab dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan umpan balik mengenai komitmen coachee dalam menjalankan rencana aksinya.
Hasil diskusi menegaskan bahwa peran penting sebagai coach untuk memandu couhee adalah menemukan sendiri jawaban couchee. Ingat, bukan memberi jawaban, tetapi memandu untuk menemukan jawaban. Sedangkan observer dalam hal ini memberikan masukan tentang hal baik dan hal yang perlu diperbaiki.
Sesi terakhir dari lokakarya ini adalah menyusun RPP yang berpihak pada murid. Sebagai indikator bahwa ada 3 proses pada RPP diferiansiasi yaitu; DIFERENSIASI KONTEN (Pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari murid). DIFERENSIASI PROSES (Aktivitas belajar murid) dan DIFERENSIASI PRODUK (Hasil belajar atas pemahaman murid). Masing-masing memiliki indikator yang diharapkan muncul pada RPP serta bisa diimplimentasikan.
”kegiatan Lokakarya 4 ini saya merasa lebih semangat, terinspirasi untuk berinovasi, dan berkomitmen melaksanakan praktik baik di sekolah saya”. Komentar salah satu perserta lokakarya CGP saat sesi refleksi di penutupan.
Kegiatan lokarya berakhir pukul 14.30 WIB (1 jam berkurang dari biasanya karena bulan puasa). Semoga pendidikan khususnya di wilayah Probolinggo kian maju jaya. Aamiin… (Reported by: Cak_Nan PGRI)